Sperma Sehat Itu yang Hiperaktif
Rabu, 26/09/2012 19:55 WIB
(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Semua orang dilahirkan sukses, karena pada
dasarnya manusia bisa lahir dari hasil kompetisi jutaan sperma untuk
membuahi satu sel telur.
Begitulah kata-kata penyebar semangat khas motivator. Memang kalimat tersebut benar sekali. Sperma yang sehat adalah sperma yang kuat, bahkan harus hiperaktif.
Ketika ejakulasi, laki-laki melepaskan rata-rata sekitar setengah sendok teh atau 2,75 ml air mani yang mengandung 180 - 400 juta sel sperma. Jika jumlahnya tidak sampai 20 juta, maka si jantan sudah masuk kategori mandul atau tidak subur.
Satu sel sperma memiliki ukuran dengan panjang sekitar 40 mikron atau 0,04 mm sambil memuat 23 kromosom. Berenang dengan kecepatan sekitar 75 cm per jam, sel sperma dapat bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita selama 3 hari. Sangat militan bukan?
Sebuah penelitian yang dimuat secara rinci di jurnal Nature menemukan bahwa karakter miltan ini merupakan ciri sperma yang sehat.
Bahkan, sperma yang sehat itu seharusnya bersifat hiperaktif. Karakter hiperaktif sangat penting untuk menembus dua hambatan fisik yang melindungi sel telur dari pembuahan.
Hambatan pertama adalah sel-sel kumulus yang membungkus telur. Hambatan kedua adalah membran yang disebut zona pelusida.
Suatu protein yang membentuk zona pelusida mengikat molekul sperma. Mekanisme ini mencegah sperma dan sel telur dari spesies yang berbeda bisa bersatu.
Setelah sperma mencapai zona pelusida, sebagian lapisan akan larut oleh enzim khusus. Tetapi enzim saja tidak cukup kuat membuat sperma dapat benar-benar menembus dan menyatu dengan telur. Sel sperma perlu menjadi hiperaktif untuk dapat menembusnya.
"Jika tidak hipeaktif saat mencapai zona pelusida, sel sperma tidak akan mampu menembusnya. Sel sperma perlu enzim dan menjadi hiperaktif," kata peneliti, Yuriy Kirichok dari Harvard Medical School seperti dilansir Live Science, Rabu (26/9/2012).
Sperma dikatakan hiperaktif dilihat dari gerakan ekornya. Ekor sperma yang seperti cambuk terbuat dari protein CatSper1 yang memungkinkan dilalui oleh ion kalsium. Ketika ada aliran kalsium tiba-tiba, maka ekor ini seketika mendapatkan tenaga.
Ekor sperma yang disebut flagel ini akan berputar seperti baling-baling perahu untuk mendorong sperma ke depan.
Menggunakan teknik perekaman seluler yang disebut patch-klem, para peneliti menemukan bahwa CatSper1 bertanggung jawab atas masuknya kalsium ke dalam sperma.
Semakin banyak kalsium akan menyebabkan ekor sperma berputar lebih cepat sehingga sperma didorong melewati lapisan sel telur.
Sumber
www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar